Negeri Sembilan-SIKL: Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Kedutaan Besar Republik Indonesdia (KBRI) Kuala Lumpur, menyelenggarakan rapat koordinasi Pendidikan Non Formal (PNF) di Port Dickson, Negeri Sembilan.
Pertemuan yang bertujuan untuk menyamakan visi dan misi dukungan layanan pendidikan bagi anak Indonesia di Semenanjung Malaysia tersebut, berlangsung selama dua hari, yakni tanggal 09-10 Desember 2022. Dalam pertemuan tersebut, digarisbawahi bagaimana semua stakeholder mendukung pengembangan Sanggar Bimbingan di Semenanjung Malaysia serta penentuan acuan mutu, pengelolaan, dan manajemen keuangan sanggar bimbingan.
Hadir pada kesempatan tersebut, Duta Besar Hermono, DCM Rossy Verona, Atdikbud Prof. Muhammad Firdaus, Korfung Pensosbud Yoshi Iskandar, Kepala SIKL Friny Napasti, S.Pd, M.Pd., Korfung Protokol & Konsuler Rijal Alhuda, Pbu. Atase Imigrasi Richardo, Atase Hukum Andi Eva Nurliani, Lokal Staf KBRI KL, Ketua Komite SIKL/Presidium AOMI Hardjito, dan Tim PNF yang terdiri dari guru SIKL.
Hadir juga 17 pengelola pusat pendidikan anak Indonesia di Semenanjung Malaysia, yaitu: PPWNI Klang, SB Sungai Mulia, SB Sentul, SB Klang Gate, SB Sungai Buloh, SB Kepong, SB At Tanzil Ampang, SB At Tanzil Kp. Bukit Lancong, SB Rawang, SB Sg. Pencala, SB Jalan Kebun, SB Gombak Utara, SB Hulu Klang, SB Hulu Langat, SB Kuala Langat, SB Subang Mewah, ICC Jelebu, dan ICC Bahau.
Dalam pidato pembukaan acara, Duta Besar Hermono menyampaikan rasa terima kasih kepada para pengelola atas inisiatif meluangkan waktu dan tenaga untuk membantu anak-anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang selama ini menghadapi masalah untuk bersekolah. “Kedepan, tantangan selanjutnya adalah upaya menjaga keberlangsungan SB agar semakin berkembang maju, termasuk ketersediaan tenaga pendidik,” jelas Duta Besar.
Berdasarkan laporan Atdikbud Prof. Muhammad Firdaus, dalam rentang waktu 2019 hingga 2022, telah berdiri 32 SB dengan perincian 30 setara SD dan 2 setara SMP. “Untuk pengembangan ke depan, akan ada sekitar 23 Sanggar Bimbingan lagi siap beroperasi sesuai ketentuan yang ditetapkan tim PNF KBRI Kuala Lumpur,” papar Atdikbud.
Lebih lanjut, Kepala SIKL Friny Napasti, S.Pd, M.Pd selaku Ketua PNF KBRI Kuala Lumpur, menyatakan timnya siap melakukan supervisi dan monitoring secara berkala ke setiap lokasi SB, baik yang lama maupun yang akan didirikan, demi perluasan akses pendidikan anak-anak Indonesia di Malaysia.
Sementara itu, dalam sesi penutupan, Wakil Kepala Perwakilan, Rossy Verona menegaskan penguatan dan sinergitas antara fungsi-fungsi di KBRI dengan masyarakat pengelola sanggar bimbingan untuk terus ditingkatkan, sehingga dapat menjangkau lebih luas lagi anak-anak Indonesia yang belum mendapatkan akses pendidikan. “Bahkan, Gudep Pramuka KBRI Kuala Lumpur juga dapat bersinergi dengan pengelola SB dalam pembentukan karakter dan menanaman nilai-nilai nasionalisme,” tegasnya.
Rapat Koordinasi seperti ini disambut baik oleh para pengelola SB. Pasalnya banyak hal-hal yang perlu didiskusikan antara stakeholder untuk pengembangan layanan pendidikan yang selama ini telah berjalan dengan baik di wilayah Semenanjung Malaysia. “Kita berharap hal seperti ini dapat diselenggarakan secara rutin, agar permasalahan yang dihadapi oleh para pengelola SB, dapat dicari solusi yang baik, sesuai kondisi di lapangan,” ujar Fikri Ismail, salah seorang pengelola SB Klang Gate. (DYW)