PPL di SIKL, Sungguh Mengesankan !

Berita Utama

Loading

Oleh : Novi Tazkiyatun Nihayah
 
Kuala Lumpur – Pada tanggal 13 Agustus 2013, kami mahasiswa Program Khusus Kelas Internasional (KKI) dari STAIN Salatiga mendarat di LCCT Airport Malaysia. Dengan ucapan syukur dan penuh rasa kekaguman kami mulai menginjakkan kaki di negri Hang Tuah ini. Tujuan kami datang ke negara Jiran Malaysia, bukanlah untuk berwisata melainkan menjalankan tugas akademis, yaitu mengambil mata kuliyah Praktik Pengalaman Lapangan (PPL).
 
Kami berempat; Novi Tazkiyatun Nihayah, Isna Fikriyah, Nurul Laela dan Kharis Subkhan  ditugaskan untuk melaksanakan PPL di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL), satu-satunya sekolah  Indonesia di Semenanjung Malaysia, yang terletak persis ditengah-tengah kota, tepatnya di No. 1 Lorong Tun Ismail Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur.

Begitu sampai di Kuala Lumpur, kami langsung diantar menuju SIKL untuk sedikit melakukan observasi sekolah sebelum terjun menjalankan program PPL dengan terlibat  dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah, pada hari itu memang kegiatan persekolahan belum dimulai karena masih dalam suasana libur panjang lebaran. Kegiatan KBM sekolah, baru dimulai pada hari Kamis 15 Agustus 2013.

PPL yang kami laksanakan di SIKL ini sebetulnya adalah merupakan kali kedua untuk program yang sama bagi kami, karena sebelumya kamipun telah melakukan PPL di sekolah-sekolah Indonesia. Maka tidak terlalu sulit bagi kami dalam menghadapi peserta didik. Kami relatif hanya memerlukan beberapa tahapan untuk sedikit beradaptasi terhadap lingkungan sekolah dan mengenali perilaku peserta didik yang ada.

Kesan pertama yang kami rasakan di SIKL ini, adalah; Meskipun sekolah ini merupakan sekolah satu atap dari beberapa tingkatan, mulai TK sampai SMA, namun rasa kekeluargaan yang tampak dari grade yang berbeda tersebut, dapat terjalin sangat erat. Tidak ada disitu perbedaan ras, agama, suku, budaya, atau bahkan status sosial dari warga sekolah, sehingga terkesan disinilah realita wujudnya semboyan “Bhineka Tunggal Ika” bangsa kita tercinta, Indonesia.
 
Mengajar siswa-siswi di SIKL merupakan pengalaman yang baru bagi kami, walaupun sebenarnya tidak berbeda jauh dari sekolah-sekolah sejenis di Tanah Air yang kami alami sebelumnya. Namun berdasarkan pengalaman kami, siswa-siswi di SIKL memiliki ciri khas tersendiri. Mereka termasuk siswa-siwi yang aktif ketika menemukan kesulitan dalam materi pembelajaran, sehingga dinamika dikelas saat berlangsungnya proses KBM sangat terasa.
 
Ketika kami sedang menemani mereka dalam menyampaikan materi pelajaran dengan bahasa yang berbeda, kebanyakan mereka tetap bisa menerima dengan baik (karena banyak siswa yang sudah terbiasa dengan bahasa melayu), meskipun bagi kami harus selalu berhati-hati dan melakukan konfirmasi pemahaman kepada mereka, hal ini dilakukan untuk mewaspadai barangkali ada hal-hal yang kurang dimengerti.
 
Namun demikian nyatanya di lapangan menunjukkan, bahwa pemahaman mereka benar-benar terbukti tidak hanya saat pelajaran berlangsung, tapi juga terlihat dari hasil-hail tugas maupun ulangan yang kami berikan kepada mereka.
 
Selain relatif cerdas dalam segi kognisi, siswa SIKL rata-rata juga terlatih dalam penguasaan motoriknya, hal ini ditampakkan ketika kami menyaksikan mereka dari mulai siswa SD sampai SMA piawai dalam memainkan alat-alat musik modern dan tradisional, mereka juga terlibat dalam berbagai aktifitas organisasi intra sekolah (OSIS) maupun di banyak kegiatan ekstrakurikuler.
 
Banyak dari mereka yang bisa memainkan angklung, kulintang, rampak beduk, gamelan, juga tari-tarian khas Indonesia. Satu lagi yang membanggakan, bahwa selama ini siswa-siswi SIKL selalu berperan dalam perayaan upacara Proklamasi HUT kemerdekaan Republik Indodesia yang di selenggarakan oleh KBRI dengan menjadi Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra).
 
Meskipun sibuk dengan tugas-tugas sekolah, namun mereka tidak ingin melewatkan kegiatan ekstrakurikuler yang bisa menambah pengalaman bagi mereka. Kami melihat semangat generasi muda Indonesia calon penerus bangsa yang sangat berkompeten disini, ditengah-tengah warga negara asing dan jauh disebrang Tanah Air, namun jiwa nasionalisme serta patriotism mereka tetap membara.
 
Semua hal itu kami rasakan tentunya tidak lepas dari peran serta seluruh civitas akademika dan guru-guru SIKL serta berbagai pihak yang sangat memperhatikan pendidikan warga bangsanya yang berada di luar Indonesia, dalam hal ini mereka-mereka yang tinggal di negeri tetangga Malaysia.
 

Leave a Reply