TERENGGANU, 12 Juli 2009. Sekolah Indonesia Kuala Lumpur melakukan studi banding ke Sekolah Menengah Sains Sultan Mahmud ( SESMA ) Terengganu. SESMA Terengganu yang berdiri sejak 1973 merupakan sekolah berasrama penuh.TERENGGANU, 12 Juli 2009.Sekolah Indonesia Kuala Lumpur melakukan studi banding ke Sekolah Menengah Sains Sultan Mahmud ( SESMA ) Terengganu. SESMA Terengganu yang berdiri sejak 1973 merupakan sekolah berasrama penuh.
Pengetua (Kepala Sekolah) SESMA Terengganu Tn.Hj.Mohd Suhaimi b Hasyim melalui Penolong Kanan (Wakasek) Pn.Hjh.Saudah bt. Mat Noor dalam presentasinya menerangkan bahwa SESMA Terengganu mengemban visi membina kekuatan,kecemerlangan, kemapanan,kesejagatan, dan patriotisme menghadapi cabaran 2010.
Kurikulum SESMA menitikberatkan pada sains dan sistem belajar ala pondok pesantren Indonesia. Pihak sekolah menyediakan berbagai fasilitas. Dari penginapan siswa,sarana kegiatan belajar mengajar hingga keperluan harian siswa.Seluruh biaya ditanggung pihak kerajaan.
SESMA dengan luas lahan 10 Ha di pusat kota negeri Kuala Terengganu memiliki siswa sejumlah 580 , guru 65,dan TU 24.
Input siswa menggunakan sistem terpusat. Artinya SESMA menerima siswa baru berdasarkan pos yang diberikan dari kementrian pelajaran. Mereka adalah pelajar terpilih ,terangking, dan sebagian siswa yang mendapat keistimewaan kerajaan karena berasal luar bandar, serta SESMA mempunyai otonomi menerima siswa sebesar 20 %.
Abdul Djawad,S.Pd.,Kepala SIK dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih dan akan mencontoh langkah-langkah untuk memajukan mutu sekolah.Untuk itu ada program jangka pendek untuk melakukan home stay ke SESMA.
” Pak Wandi, kalau kita banding-bandingkan luas lahan, jumlah siswa, jumlah guru,jumlah TU, dan fasilitasnya kira-kira bagus mana?” Seloroh Dewi Kartikaningrat sambil berbisik.
” Ya SIK Teh, guru kita bisa ngajar multisession dan multigrade.Akademis okey, Ujian Nasional bisa 100%, prestasi nasional-internasional juga okey. Tidak pandai ya tidak naik. Kalau sekolah kebangsaan pandai tidak pandai ya naik.lha nilai kompetitornya mana?” jawab Suwandi,seorang karateker Waka Kurikulum 2009/2010.
” Ya sudah sudah.Kita studi banding khan untuk melihat kelebihan pihak lain dan menjadikan masukan untuk meningkatkan mutu sekolah kita dengan kondisi yang ada.” sela Maftuhin.
Studi banding tak hanya di SESMA, tapi juga diteruskan ke Rantau Panjang,daerah bebas cukai yang berbatasan langsung dengan negara Thailand dan Taman Tamadun Islam.
Untuk mengetahui Rantau panjang dan Taman Tamadun Islam ikuti pada” Cerita dari Terengganu”.