Kuala Lumpur -SIKL 27/07/2018: “Kita tidak boleh under-estimate dengan sistem Pendidikan kita. Secara akademik, kita masih lebih unggul dari negara Malaysia”. Demikian pernyataan Drs. H. Agustinus Suharto, M.Pd, Kepala Sekolah Indonesia Kuala Lumpur ketikamenerima rombongan guru Sekolah Dasar terbaik dari berbagaidaerah di Indonesia, dalam program Bantu Guru Melihat Dunia yang difasilitasi Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) se-Dunia. Lebih lanjut, Pak Agus, panggilan akrab pria yang sudah 2 kali menjadi Kepala Sekolah di Luar Negeri ini mengatakan: “Memang ada beberapa hal yang baik untuk diadopsi dari sistem pendidikan di Malaysia, seperti penanaman karakter dan kesopanan pada diri peserta belajar. Sekolah dengan pola sentralistik cukup ampuh menjadikan sekolah lebih tertib dan rapi, bahkan efektif dalam menanamkan kepatuhan kepada sekolah secara institusi maupun individu yang ada di dalamnya”.
Sementara itu, sistem Pendidikan Indonesia yang telah menganut desentralisasi dan otonomi telah mendorong sekolah menjadi lebih kreatif, inovatif dan mempunyai identitas tertentu yang menjadi ciri khas masing-masing. Apalagi Pendidikan Swasta yang lebih terbuka dan bebas untuk menentukan visi, misi dan tujuan lembaganya. Mereka justru lebih maju dan unggul karena seluruh energi yang ada dicurahkan untuk peningkatan dan kemajuan sekolah, bahkan dalam pengambilan setiap kebijakan lembaga Pendidikan tidak dipengaruhi pihaklain. Ujar H. Agustinus Suharto yang mendapat tugas tambahan sebagai Ketua MKKS SILN se-Dunia itu.
Dia mengharapkan agar guru yang sedang mengikuti Program Bantu Guru Melihat Dunia tidak langsung merasa bahwa Pendidikan negara lain itu sudah pasti lebih baik. “Kita sudah punya kurikulum yang hebat” katanya. “Kurikulum kitamemang lebih berat, karena tantangan kehidupan masa depanharus bisa dijawab dengan problem solving yang efektif. Nyatanya banyak pelajar kita yang menang berbagai olimpiade dunia. Bahkan Perdana Menteri Malaysia Dr. Tun Mahatir telah memerintahkan jajaran kementerian pendidikannya untuk mencoba menyesuaikan dengan sistem pendidikan negara kita”. Pungkasnya mengakhiri paparan.
Dalam kesempatan itu, pimpinan rombongan Ilham Fadillah, pengurus Divisi Pendidikan PPI Malaysia melaporkan bahwa inisiatif program Bantu Guru Melihat Dunia telah dimulai Desember 2017 di Jakarta. Program tersebut akan mengantarkan guru yang telah mengikuti rangakaian test dan seleksi, sepertitest Bahasa Inggris dan wawancara melalui teleconference. Bagi yang lulus, PPI akan fasilitasi untuk berkunjung ke 5 negara yang menjadi target kunjungan, yaitu Jepang, Australia, Singapura, Malaysia dan Tiongkok. Pungkas Ilham yang sehari-hari belajar di International Islamic University of Malaysia (IIUM). “Guru yang lulus diberi kesempatan untuk melakukan observasi, implementasi, microteaching dan evaluasi terhadap temuan mereka selama program berlangsung”. Ujar Ilham sembari menutup sambutannya.
Guru SD yang berkesempatan mengikuti Program tersebutadalah Fadillah Tri Aulia dari SDIT Al-Furqan Subang, JawaBarat; Ade Dian Firdiana dari Malang – Jawa Tengah; Reni Sartika dari Tanah Datar – Sumatera Barat; dan Ida Ayu Dewidari SD Pasraman Widhiya Darma – Cimahi, Jawa Barat. (AH)