Kuala Lumpur (21/9)—Sejumlah mahasiswa Australia yang tengah menyelesaikan Diploma of Language di Universitas Deakin Australia direncanakan akan memperlajari Bahasa dan Budaya Indonesia di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIK), demikian dikatakan Ketua Program Studi Bahasa dan Kajian Indonesia Universitas Deakin, Melbone Australia, Prof. Ismet Fanany, beberapa waktu lalu di Ruang Rapat Lantai 6 KBRI Kuala Lumpur.
Prof. Ismet Fanany yang juga putra Indonesia berasal dari Sumatra Barat ini menyampaikan hal tersebut dalam pertemuan persiapan pengajaran bahasa Indonesia bagi mahasiswa Australia dengan Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kuala Lumpur, Prof. Rusdi, Kepala Sekolah Indonesia Kuala Lumpur, Elslee Y.A. Sheyoputri, M.Hum., dan perwakilan guru dari Sekolah Indonesia Kuala Lumpur, antara lain: Suwandy Permana, S.Pd., M.Pd. (wakil Kepala sekolah); Dra. Hanum dan Drs. Alpansyah, M.Pd. (guru bahasa Indonesia); Drs. M. Dadang Soleh dan Drs. Suyatno, M.M. (guru kesenian); Drs. Johan Efendi dan Drs. Joni Kustiono (wakil kurikulum); Inton Tyas Suprapto, S.Pd. (guru olahraga); Nunik Heru Wahyuni, M.A. (guru Bimbingan dan Penyuluhan); serta Kuntoro Adi J, S.Pd. (wakil sarana dan prasarana).
“Australia merupakan satu-satunya negara barat yang mengajarakan bahasa Indonesia mulai dari tingkat sekolah (rendah) sampai dengan universitas (tinggi). Hasil sensus menunjukkan lebih kurang 0,5 juta pelajar di Australia belajar bahasa Indonesia, paling tidak untuk masa dua tahun. Angka ini menunjukkan minat yang tinggi bagi masyarakat Australia mempelajari bahasa Indonesia, selain bahasa Prancis,” demikian kata Prof. Ismet Fanany.
Dalam kesempatan itu, Prof. Rusdi, selaku Kepala Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kuala Lumpur menyambut baik program yang tengah dijajaki oleh Deakin University. Ia berharap KBRI khususnya Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIK) dapat memberikan pelayanan sebaik-baiknya, “Mempelajari bahasa Indonesia bagi mahasiswa asing juga merupakan soft diplomasi yang paling ampuh dalam mempromosikan negara kita kepada dunia luar,” demikian kata Prof. Rusdi.
Ditambahkan pula Kepala Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIK), Elslee Y.A. Sheyoputri, M.Hum., “Sebuah kehormatan bagi SIK atas kerja sama di bidang bahasa dan budaya. Program home stay sudah lama berjalan di SIK, tahun ini sekitar bulan Februari 2011. Mereka datang untuk tinggal bersama keluarga Indonesia yang ada di Kuala Lumpur (baik guru maupun wali murid). Dengan bergaul langsung seperti itu tentu akan mengalami total emotion, terlebih lagi guru-guru SIK juga mempunyai pengalaman mengajarkan bahasa Indonesia bagi penutur asing, ” demikian katanya.