Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIK) dalam satu kompetisi antara Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN) di Denpasar, Bali, berhasil meraih juara umum. Acara diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali, dari tanggal 21 – 26 Mei 2012.
Sekolah Indonesia Luar Negeri yang ikut mengirim peserta dalam kompetisi bergengsi ini adalah: Sekolah Indonesia Kuala Lumpur, Sekolah Indonesia Kota Kinabalu, Sekolah Indonesia Singapura, Sekolah Indonesia Bangkok, Sekolah Indonesia Riyadh, Sekolah Indonesia Mekkah, Sekolah Indonesia Kairo, Sekolah Indonesia Damaskus, Sekolah Indonesia Nederland, Sekolah Indonesia Davau, Sekolah Indonesia Moskow, Sekolah Indonesia Yangon dan Sekolah Indonesia Tokyo.
“Pada tahun ini, kami mengirim delapan orang siswa untuk mengikuti enam mata lomba yang dipertandingkan.” Ujar Kepala Sekolah Indonesia Kuala Lumpur, Elslee Y.A. Sheyoputri kepada redaksi website SIK disela-sela acara pelepasan peserta studi lapangan SMA ke Pulau Pangkor, Perak (25/5/12).
Lebih terperinci, Wakil Kepala Sekolah Indonesia bidang Kesiswaan, Inton Tyas Suprapto yang ikut mendampingi sisawa ke Bali, memaparkan enam mata lomba yang diikutsertakan adalah: menyanyi solo tingkat SD, menyanyi solo tingkat SMP, matematika tingkat SD, pidato bahasa Indonesia tingkat SD, story telling tingkat SMP, menari daerah tingkat SMP. “Kami cukup puas dengan prestasi ini. Kami berharap kedepan bisa lebih baik lagi,” papar Inton Tyas.
Sementara itu, guru pendamping sekaligus pelatih tari SIK, Ibu Aan Mulyani turut memberikan informasi mengenai mata lomba yang dimenangkan oleh siswa SIK antara lain sbb: menyanyi solo SMP oleh Fadillah Azzahrah (juara I), matematika SD oleh Fathy Rasyad (juara I), menari SMP oleh Holilur Rahman, M. Basman, Isna Neisya (juara II) dan story telling SMP oleh M. Dhani Reza. “kami hanya gagal di dua mata loma yaitu menyanyi solo SD dan lomba pidato bahasa Indonesia SD,” kata Aan Mulyani.
Dari kegembiraan yang diraih di Pulau Dewata itu, ada sekelumit ketidakpuasan dari peserta lomba, Dhani Reza misalnya yang kekurang waktu untuk menutup pidatonya. “Seandainya saya masih punya waktu satu menit lagi, saya yakin dapat meraih juara pertama. Pengalaman ini akan menjadi pelajaran bagi saya dan teman-teman. Insya Allah, tahun depan kalau terpilih ke SILN lagi, saya akan berjuang lebih gigih dan ingin mempersembahkan yang terbaik buat sekolah dan orang tua saya,” ungkapnya.
Dengan berhasilnya siswa SIK mengumpulkan mata kemenangan dari perlombaan tersebut, SIK berhasil memboyong tropi juara umum untuk keempatkalinya mendahului pesaing ketatnya, Sekolah Indonesia Bangkok (SIB) dan Sekolah Indonesia Singapura (SIS).