Kuala Lumpur-SIKL: Duta Besar RI Hermono bersama Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kuala Lumpur Prof. Muhammad Firdaus, Ph.D., melepas kembali ke tanah air para mahasiswa program KKN internasional yang tergabung dalam Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) se-Indonesia di Aula Hassanuddin, Senin (20/2/2022) pagi.
Sebanyak 107 mahasiswa PTMA telah mengadakan program KKN selama hampir satu bulan di beberapa Sanggar Bimbingan (SB) dan Indonesia Community Center (ICC) di wilayah Semenanjung Malaysia.
Acara tersebut juga dihadiri oleh Kepala Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) selaku Ketua PNF-KBRI Friny Napasti, S.Pd., M.Pd., para pengurus PNF KBRI Kuala Lumpur, dan juga perwakilan dari pusat pendidikan anak Indonesia di Malaysia.
Rektor UM Surakarta Prof. Dr. Sofyan Anif, Wakil Rektor Prof. Dr. Harun Joko Prayitno beserta Sekretaris Rektor UM Surakarta, Prof. Dr. Anang Sutopo, turut menjemput mahasiswa KKN internasional yang telah merampungkan tugas program KKN internasional di Malaysia.
Hadir juga pada dosen pembimbing, seperti dari UM Surakarta Fahmi Johansyah, Ph.D., Yasir Sidiq, Ph.D., Ratnasari Dyah Utami, dan Dr. Hernawan. Sementara itu dosen pembimbing dari UM Malang, yakni: Prof. Wahyu Widodo, Dr. Trisakti handayani, dan Bayu Hendro, Ph.D.
Demikian juga hadir dembimbing dari Universitas Ahmad Dahlan Dr. Dian Artha Kusumaningtyas, dan Beni Suhendra. Selanjutnya hadir masing-masing seorang pembimbing dari UM Bone Dr. Andi Tenri Sua, UM Sorong Herianti, UM Sumut, Dr. Syamsuyurnita, dan UM Purwokerto Siti Azizah.
Selain para tenaga pendidikan dari PTMA, acara ini juga dihadiri oleh rombongan dari Universitas Soedirman Dr. Agus Harianto, Ahmad Sabiq, M.A., Dr. Tundjung Linggarwati, Dr. Sri Kurniati, dan dosen dari Universiti Malaya (UM) Prof. Khadijah Md. Khalid.
Duta Besar Hermono dalam pidato sambutannya menegaskan bahwa masalah pendidikan itu sangat mendasar dan penting. “Di Malaysia, banyak anak-anak Indonesia tidak dapat mengakses layanan pendidikan, karena alasan dokumen yang tidak lengkap,” ungkapnya.
“Untuk menangani fenomena tersebut, KBRI tidak melegalkan apalagi mendirikan sekolah yang legal, tetapi hanya sebatas memberikan sedikit layanan pendidikan supaya anak-anak usia sekolah tidak terlalu tertinggal dari kemampuan baca, tulis, dan menghitung, memiliki wawasan tentang negaranya,” para Duta Besar.
Terkait hal ini, Duta Besar berharap kepada semua pihak, terutama mahasiswa yang mengikuti program KKN internasional untuk memberikan perhatian dengan penuh rasa empati kepada anak-anak Indonesia yang selama ini kesulitan mengakses pendidikan.
Rektor UM Surakarta Prof. Dr. Sofyan Anif, Wakil Rektor dan Prof. Dr. Harun Joko Prayitno menyampaikan rasa terima kasih kepada Duta Besar dan Atdikbud serta semua pihak, termasuk pengelola SB yang telah memfasilitasi mahasiswa PTMA untuk melakukan KKN internasional di Semenanjung Malaysia.
Dosen pembimbing dari UM Bone Dr. Andi Tenri Sua berharap agar kerjasama seperti ini, penting untuk diteruskan, karena memberikan kesempatan kepada para mahasiswa menimbah ilmu dan pengalaman mengajar, sekaligus membantu anak-anak Indonesia mendapatkan akses pendidikan layaknya anak-anak usia sekolah lainnya.
Manakala harapan para pengelola SB di Semenanjung Malaysia berharap kepada KBRI Kuala Lumpur dan juga PTMA untuk dapat menambah guru, baik yang tetap maupun mahasiswa KKN. “Dengan adanya guru tetap dan juga mahasiswa KKN, keberlangsungan kegiatan belajar mengajar di SB bisa lebih lancar,” ujar salah seorang pengelola SB. (THS)