KPM Pastikan Festival Pantun Pendidikan Negeri Serumpun 2021 Mendapat Respon Positif

Berita Utama Humas

Loading

Putrajaya-SIKL: Kementerian Pendidikan Malaysia (KPM) meyakini bahwa program Fetival Pantun Pendidikan Negeri Serumpun (FPPNS) akan mendapat respon positif dari guru dan pelajar Malaysia. Hal tersebut disampaikan oleh Puan Rozwani, pegawai bagian Sukan, Kokurikulum dan Kesenian KPM saat menerima kunjungan Kepala Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) Dr. Encik Abdul Hajar yang datang bersama ketua panitia Taufiq Hasyim Salengke dan wakil ketua Nunik Heri Wahyuni, Jumat (2/4/2021).

KPM berjanji akan segera menindaklanjutinya dengan mengeluarkan surat dukungan dan Surat pemberitahuan resmi ke Jabatan Pendidikan Negeri (JPN) seluruh Malaysia. “Dengan demikian, maka informasi akan mudah sampai ke sekolah-sekolah di Malaysia dan lebih mudah kepala sekolah dan guru menentukan calon peserta dari sekolah masing-masing,” ungkap Puan Rozwani.

Disampikan juga bahwa setiap tahun, Kementrian Pendidikan Malaysia berencana akan menyelenggarakan pertandingan pantun antar perkumpulan dari sekolah, baik tingkat negeri maupun tingkat kebangsaan (nasional). “Kemungkinan di tahun hadapan akan kami laksanakan pertandingan pantun dan syair antara sekolah dimulai dari peringkat Daerah, kemudian Negeri dan Peringkat Kebangsaan ,” jelasnya.

Puan Rozwani menambahkan bahwa ini merupakan gagasan pertama pertandingan pantun pendidikan secara online yang melibatkan guru dan pelajar dari berbagai negara. “Ini ide yang bagus ini, dapat dikembangkan pada masa akan datang dengan melibatkan lebih banyak negara peserta dan lebih banyak jenis pertandingan, seperti pertandingan syair, gurindam, dan sejenisnya. Program yang baik seperti ini tentulah kita sokong,” tambahnya.

Kepala Sekolah Indonesia Kuala Lumpur menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak Malaysia, khususnya KPM yang telah menyambut baik program pendidikan dan budaya yang baru pertama kali diselenggarakan di wilayah ASEAN sejak pantun diakui oleh UNESCO pada bulan Desember 2020 yang lalu sebagai Warisan Budaya Dunia milik Indonesia dan Malaysia. (THS)