Prof. Ari Purbayanto: Untuk Bisa Bargaining, Harus Punya Keunggulan

Berita Utama Humas Kurikulum

Loading

Kuala Lumpur -SIKL 18/07/2018: “Mahasiswa Indonesia identik dengan kompetensi yang baik dan semangat belajar yang tinggi ketika mengikuti proses belajar di luar negeri. Kelemahan mereka hanya penguasaan bahasa asing. Pengucapan yang kurang tepat seharusnya tidak menjadikan seseorang takut menggunakan bahasa asing, seperti Bahasa Inggris”. Demikian Prof. Ari, panggilan akrab Diplomat Akademisi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) ini menegaskan. “Yang paling penting dari sebuah komunikasi adalah masing-masing pihak dapat memahami informasi yang disampaikan, bukan cara pengucapannya”. Pungkas pria yang pernah mengecap pendidikan selama 6 tahun di Jepang itu. “Toh, bukan bahasa kita, wajar terjadi salah ucap, yang penting lawan bicara dapat memahami maksud kita sudah cukup”. Katanya menyemangati 7 orang mahasiswa yang menjadi peserta PPL Internasional UMY di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur yang akan dilaksanakan selama 2 bulan, sejak tanggal 10 Juli – 10 September 2018 yaitu : Indah Shanaz, Alfatih Malik Ibrahim, Irfandi Lutfi, Alauddin Dzulfahmi, Dian Okni Sofiana, Irma Indriani dan Okta Arini Nur S.

Demikian cuplikan pernyataan Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Kedutaan Besar Republik Indonesia Prof. Dr. Ir. H. Ari Purbayanto, M.Sc di hadapan mahasiswa peserta Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) didampingi Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam Nauval Ahmad Rijalul Alam, MA bersama beberapa orang dosen senior antara lain Dr. Abdul Madjid dan Syamsuddin HS.

Masih menurut beliau, mahasiswa yang menguasai bahasa asing akan mempunyai bargaining yang lebih tinggi. Kemampuan berbahasa asing termasuk keunggulan yang sangat diperhitungkan di era global saat ini. “Harkat dan martabat kita bisa dihormati orang lain, bahkan kepala kita bisa tegak apabila kita mempunyai keunggulan tertentu”. Pungkasnya seraya menceritakan pengalamannya mendampingi Duta Besar Rusdi Kirana dalam melaksanakan diplomasi pendidikan dan budaya di seluruh negara bagian Malaysia.

Selanjutnya beliau mengharapkan agar mahasiswa dapat menggunakan peluang dan waktu selama PPL di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur untuk menggali pengalaman sebanyak-banyaknya, termasuk mendukung berbagai aktivitas dan kegiatan yang relevan. “SIKL merupakan premis KBRI di Kuala Lumpur, sehingga banyak kegiatan kedutaan yang dilaksanakan di sekolah. Bahkan fungsi diplomasi bahasa, olahraga, seni dan budaya dalam wadah Rumah Budaya. “Silahkan berkontribusi dan menggali pengalaman di dalamnya”. Pungkasnya mengakhiri kegiatan pertemuan yang dihadiri Kepala Sekolah Drs.H. Agustinus Suharto, M.Pd, para Wakil Kepala Sekolah; Marwata, Inton Tyas Suprapto, Ratna Rahmawati, guru pamong; Armansyah Harahap dan Sulton Kamal. (AH)