SIKL Selenggarakan Workshop Kurikulum Merdeka (IKM)

Berita Utama Kurikulum

Loading

Melaka-SIKL: Dalam rangka meningkatkan kompetensi guru dan persiapan pelaksanaan Kurikulum Merdeka, Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) menyelenggarakan acara Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka. Acara diselenggarakan di Holiday Inn, Melaka, 20-22 Oktober 2022.

Hadir pada kesempatan tersebut, Wakil Duta Besar RI Rossi Verona, Atdikbud Muhammad Firdaus, Ph.D., Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI Yoshi Iskandar, kepala sekolah SIKL Friny Napasti, M.Pd., para guru dan tenaga kependidikan SIKL, guru PPWNI Klang dan perwakilan guru Sanggar Bimbingan (SB).

Selama berlangsungnya workshop, semua materi tentang kurikulum dan profil pelajar Pancasila, diisikan oleh Alpansyah, Ph.D., yang juga merupakan guru SIKL tahun 2012-2017.

Jalannya acara workshop, dikoordinasikan oleh ketua panitia pelaksana Riko Sudirman, M.Si., yang dibantu oleh moderator Drs. Maftuhin dan Lina Hasnawati, S.Pd.

Dalam sambutan pembukaan acara workshop, kepala sekolah meminta para guru SIKL, dapat mengikuti acara dengan baik dan aktif, sehingga mampu menyerap ilmu dan pengalaman yang disampaikan oleh pemateri. “Di akhir acara, kita semua berharap dapat membuat dokumen awal, sebelum penerapan Kurikulum Merdeka di SIKL,” ungkapnya.

Atdikbud Prof. Muhammad Firdaus, Ph.D., menyampaikan keinginan agar prestasi SIKL, senantiasa maju dan berkualitas, serta berdaya saing tinggi.

Koordinator Fungsi Pensosbud Yoshi Iskandar menyampaikan terkait layanan bagi anak-anak PMI di Malaysia untuk diberikan layanan pendidikan melalui SILN, Community Learning Center (CLC), dan juga Sanggar Bimbingan (SB).

Disampaikan juga bahwa SIKL akan menjadi pusat pendidikan bagi Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN) yang ada di negara sahabat. “Pendidikan anak Indonesia di luar negeri, tetap menjadi program prioritas pemerintah,” ujar Yoshi Iskandar.

Sementara itu, Wakil Duta Besar Rossy Verona memberikan sambutan dan arahan, sekaligus menutup kegiatan workshop. “SIKL harus menjadi center pendidikan anak Indonesia di Malaysia. Oleh karena itu, perlu memastikan kualitas guru dalam mentransformasi ilmu pengetahuan melalui kegiatan pembelajaran di kelas atau di luar kelas, maka kegiatan workshop seperti ini, sangat perlu untuk diadakan untuk mempersiapkan dilaksanakannya Kurikulum Merdeka secara nasional di tahun 2024 mendatang,” papar Wakil Duta Besar.

Wakil Duta Besar RI juga menjelaskan, bahwa dalam membangun konsep pendidikan anak Indonesia di Malaysia, maka perlu duduk bersama antara Indonesia dan Malaysia, supaya bisa menarik benang merah dari masalah pendidikan yang kita hadapi di Malaysia.

Terkait Kurikulum Merdeka, Wakil Duta Besar berharap agar guru dapat meningkatkan daya saing siswa dalam berdiskusi dan berdebat, supaya skill siswa menyampaikan pendapat dan ide-ide cemerlang, lebih baik dan terbiasa. “Ajarkan siswa berani menghadapi masalah hidup dan siap keluar dari comfort zone,” ujar Wakil Duta Besar.

Kegiatan workshop diakhiri dengan tayangan mekanisme pembuatan modul dan pelatihan projek pengembangan profil pelajar Pancasila.(THS)